Friday, November 18, 2016

Manuskrip untuk episode 9: Dugem

Saya ga suka dugem, walaupun beberapa kali pernah. Bukan karena suka tapi lebih untuk aksi sosial, teman-teman ngajak dugem masa ditolak hahaha.

Saya juga ga suka minum-minuman beralkohol, tapi beberapa kali minum, hmmm ga beberapa kali sih, agak sering tapi dulu, malam tahun baru 2014 sepertinya terakhir saya minum, itu juga karena malam tahun baru itu kami habiskan dengan dugem, dan itu terakhir kali nya dugem.

Sebelum bisa nyari uang sendiri, uang yang saya dapat dari orang tua cuma cukup untuk makan dan kebutuhan basic, untuk yang lain-lain harus dengan strategi. Masuk diskotik di kota Semarang kurang lebih seratus ribu rupiah, harga yang lumayan untuk makan enak. All you can eat di shabu auce hanya seratus lima belas ribu sudah termasuk pajak. See, kalo kamu masih membandingkan harga sesuatu sebelum membeli nya artinya kamu belum kaya, jadi stop boros hahahaha.

Menurut saya jangan dugem kalo uang mu pas-pasan, jangan banyak gaya kalo uang mu ga sebanyak gaya mu.

Jangan dugem dulu kalo masih naik motor matic kaya saya hahaha

Tunggu punya mobil, kalo mobil nya masih ayla juga jangan, mending buat bayar cicilan mobil

Daripada dugem mending makan di restoran all you can eat deh. Atau order Mc donalds pakai aplikasi mereka, first order dapet big mac.

Bukan sponsor, mana ada yang mau sponsorin podcast ini hahaha.

Be wise!

Friday, November 4, 2016

Manuskrip untuk episode 7: 411

Mari dimulai dengan akar penyebab nya: video bapak gubernur DKI Jakarta bapak Basuki Tjahaya Purnama a.k.a Ahok yang diupload pertama kali oleh orang bernama Buni Yani.

Isi video yang Buni Yani upload adalah perkataan Ahok yang mengatakan bahwa jangan mau dibodohi dengan Al Maidah ayat 51. Gempar lah negara ini, negara yang memegang rekor sebagai negara muslim terbesar di dunia ini.

"Jangan mau dibodohi al maidah ayat 51"

Itu isi perkataan Ahok di video yang diupload Buni Yani. Wajar sekali orang islam di Indonesia muntab hati nya, marah sekali, kitab suci nya dilecehkan

Tapi ternyata, video itu tidak lengkap. Menurut Buni Yani di sebuah acara televisi (indonesia lawyer club CMIIW) yang mengupload video tersebut, seharusnya ada kata "pakai" di kalimat yang dikatakan Ahok.

Kalimat asli nya adalah "jangan mau dibodohi pakai al maidah ayat 51"

Arti dua kalimat itu sangat berbeda.

Dan ini lah yang menjadi awal aksi pengerahan massa di tanggal 4 November.

Tapi, apapun yang Ahok katakan, dia salah. Slip tongue. Tak seharusnya Gubernur berkata seperti itu, masih banyak kalimat lain yang bisa dipakai.

Sebuah kewajaran juga ummat islam di Indonesia ingin ada keadilan di kasus dugaan penistaan agama, tapi kasus ini bahkan sudah naik ke kepolisian sebelum tanggal 4 November 2016, jadi tuntutan demonstran sebenarnya sudah dipenuhi.

Lalu apa yang diinginkan para demonstran? Tergantung. Tergantung darimana mereka berasal.

Ada yang memang ingin Ahok segera diadili, viola. Mereka dapat yang mereka mau.

Ada juga yang cuma ingin rusuh, liat demonstran setelah pukul 18.00. Bahkan mereka tidak berpakaian seperti para demonstran di siang hari. Ini sudah beda orang, ini bukan yang mengatas namakan agama. They just want watch world burned.

Ada juga tokoh-tokoh politik sakit hati yang bertujuan lain, saya tidak mau menyebut nama, tapi coba liat twit seseorang yang berada di DPR, jahat sekali. Membuat panas keadaan.

Aksi massa kemarin sangat sarat tujuan politik.

Ummat Islam yang tidak setuju demo 411

Saya salah satu nya. Saya tidak setuju karena somehow saya tau akan ada aksi kerusuhan yang bukan demonstran lakukan tapi tetap demonstran yang kena getahnya.

Kalau kita, sebagai warga Indonesia menggunakan hak kita untuk bisa mengeluarkan aspirasi dengan cara demo, bukankah kita juga harus mematuhi kewajiban kita sebagai warga Indonesia yang mengharuskan kita memahami bahwa semua pelanggaran hukum ada proses nya, tidak mungkin Ahok langsung divonis bersalah oleh pengadilan berapapun jumlah kita di jalan.

Untuk yang mengatakan siapa yang tidak mendukung demo ini padahal Islam maka Islam nya dipertanyakan, tidak cinta kepada agama dan kitab suci nya.

Dicap liberal & mendukung orang kafir.

Apakah memang hanya ada dua pilihan saja? Dukung atau dipertanyakan ke islamannya?

Padahal tidak, mereka hanya tidak suka keributan, buat apa.

Bagaimana kalau mereka bahkan tidak merasa Ahok menghina Al Quran?

Tidak semua pemahaman Agama nya tinggi. Ada yang pemahaman agama nya rendah jadi tidak melakukan apa-apa karena tidak paham, ada juga yang pemahaman agama nya rendah jadi ekstrem karena tidak memahami agama nya dengan baik.

Untuk yang tidak berdemo, jangan juga merendahkan mereka yang berdemo, kita sama. Sama-sama beragama islam, hanya beda cara pandang dan memahami sesuatu.

Lakukan yang menurut kita baik, tapi jangan membuat yang lain jadi buruk.

Dengarkan versi lengkap nya di podcast besok senin eps. 7 ya!

Wednesday, November 2, 2016

Manuskrip untuk episode 7: isu senjata api di Amerika

Bayangkan kalo zombie apocalypse terjadi di Indonesia, zombie-zombie di film walking dead ada di seluruh Indonesia, apakah akan semenyenangkan  seperti di Amerika? Belum tentu, yang jelas potensi kematian akan meningkat karena sarana pembelaan diri akan sangat sedikit dibanding di Amerika.

Zombie apocalypse terjadi di sebuah mall, di Amerika sih enak tinggal cari gun shop, dimana-mana ada. Kalo di Indonesia gimana? Di ace hardware ga dijual tuh AK47 atau glock, paling sekop atau palu aja.

Amerika adalah negara dengan jumlah pelanggaran penggunaan senjata api terbesar di dunia. Banyak banget kasus penembakan disana, yang saya ingat banget adalah kasus penembakan di bioskop pas film batman the dark night rises atau penembakan di sekolah sally oak.

Lupa hari apa saya nonton video social experiment tentang anak kecil umur 13 tahun yang beli rokok, lotere dan senjata api. Hasilnya dia dilarang beli rokok & lotere di semua tempat yang dia kunjungi dan berhasil membeli satu senjata laras panjang kurang dari 10 menit sejak ia masuk ke toko senjata.

Beruntungnya di Indonesia ga seperti itu, bisa dibayangkan ada orang Indonesia delusional yang suka nonton sepak bola eropa dan fanatik banget sama tim favoritnya kecewa karena tim nya kalah melulu dan dia bawa senjata api ke tempat nobar.

Atau fans aliando yang diceng-cengin mulu

Setidaknya jargon senggol bacok lebih baik daripada senggol dor